Menurut R.H. Whittaker , organisme dikelompokkan menjadi lima kingdom, yaitu kingdom Monero, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia. Kini Carl Woese dari University of Illionis mengeompokkan organism menjadi enam kingdom, yaitu protista, fungi, animalia, yang tergolong eukariota, serta Archaebacteria dan Eubacteria yang tergolong Prokariota. Berikut ini Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria Lengkap untuk lebih jelasnya silahkan baca disini.
Archaebacteria berbeda dengan bacteri karena beberapa hal, yaitu:
Archaebacteria biasa hidup pada habitat ekstrem, seperti sumber air panas dan telaga garam. Berdasarkan metabolisme dan ekologinya. Archaebacteria dibagi dalam tiga kelompok, yaitu metanogen, halofi ekstrem, (halofik), dan termofil ekstrem (termoasidofilik).
1. Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini dinamakan metanogen sesuai dengan metabolism energi khasnya yang membentuk gas metana dengan cara mereduksi karbon dioksida. Metanogen bersifat anaerobik dan kemosintetik. Metanogen hidup di lumpur, rawa dan tempat-tempat yang kekurangan oksigen. Di habitatnya metanogen memperoleh makanan dengan membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang mati lalu menghasilkan gas metana.
Beberapa metana juga ditemukan bersimbiosis dengan rumen herbivora serta saluran pencernaan rayap seperti fermentasi selulosa. Contohnya: Lanchnospira multipara (menghidrolisis pectin), dan Succimonas amyllolitica (menghidrolisis amilum).
2. Halofi Ekstreme (Halofik)
Halofik ekstreme bersifat heterotrof. Archaebacteria ini hidup pada lingkungan berkadar garam tinggi, seperti di danau air asin atau di laut mati. Halofi ekstrem melakukan respirasi aerobik untuk menghasilkan energi, ada juga beberapa yang dapat berfotosintesis. Klorifilnya disebut bakteriorodopsin yang menghasilkan warna ungu. Contohnya adalah Halobacterium.
3. Ukuran dan Bentuk Bakteri
Ukuran serta bentuk bacteri dapat diketahui dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi lensa okuler dan obyektif micrometer. Ukuran bacteeri dinyatakan dalam satuan micro (1 mikro = 0,001 mm)
Panjang bacteri umumnya berkisar antara 0,5-3 mikro, sedangkan lebarnya berkisar antara 0,1-2 mikron. Bentuk bakteri sangat berfariasi, tetapi secara umum ada tiga tipe, yaitu:
a. Bentuk batang (basil)
b. Bentuk Bulat (Kokus)
Archaebacteria berbeda dengan bacteri karena beberapa hal, yaitu:
- Komposisi kimia penyusun dinding sel tidak mengandung peptidoglikan
- Lemak penyusun membrane selnya terdiri dari unit isoprene dan eter
- Komposisi RNA-nya
- RNA ribosom berupa metionim.
Archaebacteria biasa hidup pada habitat ekstrem, seperti sumber air panas dan telaga garam. Berdasarkan metabolisme dan ekologinya. Archaebacteria dibagi dalam tiga kelompok, yaitu metanogen, halofi ekstrem, (halofik), dan termofil ekstrem (termoasidofilik).
1. Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini dinamakan metanogen sesuai dengan metabolism energi khasnya yang membentuk gas metana dengan cara mereduksi karbon dioksida. Metanogen bersifat anaerobik dan kemosintetik. Metanogen hidup di lumpur, rawa dan tempat-tempat yang kekurangan oksigen. Di habitatnya metanogen memperoleh makanan dengan membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang mati lalu menghasilkan gas metana.
Beberapa metana juga ditemukan bersimbiosis dengan rumen herbivora serta saluran pencernaan rayap seperti fermentasi selulosa. Contohnya: Lanchnospira multipara (menghidrolisis pectin), dan Succimonas amyllolitica (menghidrolisis amilum).
2. Halofi Ekstreme (Halofik)
Halofik ekstreme bersifat heterotrof. Archaebacteria ini hidup pada lingkungan berkadar garam tinggi, seperti di danau air asin atau di laut mati. Halofi ekstrem melakukan respirasi aerobik untuk menghasilkan energi, ada juga beberapa yang dapat berfotosintesis. Klorifilnya disebut bakteriorodopsin yang menghasilkan warna ungu. Contohnya adalah Halobacterium.
3. Ukuran dan Bentuk Bakteri
Ukuran serta bentuk bacteri dapat diketahui dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi lensa okuler dan obyektif micrometer. Ukuran bacteeri dinyatakan dalam satuan micro (1 mikro = 0,001 mm)
Panjang bacteri umumnya berkisar antara 0,5-3 mikro, sedangkan lebarnya berkisar antara 0,1-2 mikron. Bentuk bakteri sangat berfariasi, tetapi secara umum ada tiga tipe, yaitu:
- Bentuk batang/silinder (basil)
- Bentuk bulat (kokus)
- Bentuk spiral (spirilum)
a. Bentuk batang (basil)
- Basil tunggal, berupa batang tunggal.
- Diplobasil, berbentuk batang bergandengan dua-dua.
- Styreptobasil, berupa batang bergandengan seperti rantai.
b. Bentuk Bulat (Kokus)
- Monokukus, berbentuk bulat satu-satu
- Diplokokus, bentuknya bulat bergandeng dua-dua.
- Streptokokus, bentuknya bulat bergandengan seperti rantai
- Tetrakokus, bentuk bulat terdiri dari empat sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar.
- Sarkina, bentuknya bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus.
- Stafilokokus, bentuk bulat tersusun seperti kelompok buah segar.
Itulah tadi sedikit materi yang bisa saya sampaikan tentang Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria Lengkap semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
0 comments:
Post a Comment