kebudayaan yang bersifat dinamis selalu mengalami perubahan, walaupun sangat lambat. Perubahan dari kebudayaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berpengaruh pada budaya lokal. Ada beberapa konsep penting yang erat kaitannya dengan pengaruh budaya itu, antara lain penyebaran/difusi (diffusiion), percampuran/akulturasi (acculturation), dan pembauran/asimilasi (assimilation). Berikut ini Hubungan Antar Budaya selengkapnya silahkan baca disini.
a. Symbiotic
Symbiotic adalah hubungan dimana bentuk dari kebudayaan itu masing-masing hampir tidak berubah. Contoh: di daerah pedalaman negara kongo, Togo, dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat, ketika berlangsung kegiatan barter hasil berburu dan hasil hutan antara suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, hubungan mereka terbatas hanya pada barter barang-barang itu, kebudayaana masing-masing suku tidak berubah.
b. Penetration Pacifique (Pemasukan Secara Damai)
Salah satu bentuk penetration pacifique adalah hubungan perdagangan. Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibandingkan hubungan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penerima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja dan kadang-kadang dengan paksaan.
c. Penetration Violante (Pemasukan Secara Kekerasan/Tidak Damai)
Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan karena peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari proses masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, disinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan.
Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
a. Sinkretisme
Sinkretisme artinya unsur-unsur kebudayaan yang lama masih berfungsi bercampur dengan unsur-unsur kebudayaan baru akan membentuk sistem kebudayaan baru. Hal ini sering terjadi dalam sistem keagamaan. Contoh: orang Jawa (petani) masih memperlihatkan perpaduan antara Hindu dan Islam, yaitu ketika akan menanam padi, petaani melakukan upacara ritual untuk menghormati dewi Sri.
b. Substitusi
Substitusi artinya kebudayaan lama digantikan dengan unsur baru yang lebih memberikan manfaat untuk kepentingan hidup masyarakat. Contoh: sistem komunikasi tradisional melalui kentongan diganti dengan telepo, radio, atau pengeras suara.
c. Originasi
Originasi artinya masuknya unsur kebudayaan baru yang sebelumnya tidak dikenal sehingga menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat, misalnya proyek listrik masuk desa menimbulkan perubahan besar di daerah pedesaan. Dengan adanya listrik masuk desa mengubah perilaku masyarakat desa, masuk pula media elektronik yang banyak memberikan berbagai informasi kepada masyarakat. Lambat laun masuknya berbagai informasi tersebut mengubah pola pikiran masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.
d. Adisi
Adisi artinya unsur-unsur kebudayaan lama yang masih berfungsi ditambah dengan unsur-unsur baru sehingga memberikan nilai lebih. Contoh: disamping menggunakan kendaraan bermotor, masyarakat Lombok masih menggunakan sarana transportasi tradisional, seperti cidomo (cikar, dokar, dan motor), yaitu cikar yang ditarik kuda, tetapi meggunakan roda mobil.
e. Dekulturasi
Dekulturasi adalah unsur kebudayaan lama hilang diganti oleh unsur yang baru, misalnya mesin penggiling padi menggantikan penggunaan lesung dan alu.
f. Rejeksi atau Penolakan
Proses rejeksi atau penolakan ini muncul akibat proses perubahan sosial budaya yang sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif bagi sebagian anggota masyarakat. Penolakan ini disebabkan oleh sebagian anggota masyarakat tidak siap menerima perubahan, misalnya masih adanya sebagian masyarakat yang lebih percaya kepada dukun daripada dokter.
g. Penetrasi
Penetrasi artinya unsur kebudayaan asing yang memengaruhi kebudayaan setempat yang terjadi begitu intensif sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan besar pada kebudayaan setempat.
Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru.
Faktor-Faktor Pendorong Asimilasi
Adapun faktor-faktor pendorong asimilasi antara lain sebagai berikut.
Sementara itu, tardapat faktor-faktor umum yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut.
1. Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi ketika individu-iindividu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-individu dari kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dapat berlangsung dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.a. Symbiotic
Symbiotic adalah hubungan dimana bentuk dari kebudayaan itu masing-masing hampir tidak berubah. Contoh: di daerah pedalaman negara kongo, Togo, dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat, ketika berlangsung kegiatan barter hasil berburu dan hasil hutan antara suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, hubungan mereka terbatas hanya pada barter barang-barang itu, kebudayaana masing-masing suku tidak berubah.
b. Penetration Pacifique (Pemasukan Secara Damai)
Salah satu bentuk penetration pacifique adalah hubungan perdagangan. Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibandingkan hubungan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penerima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja dan kadang-kadang dengan paksaan.
c. Penetration Violante (Pemasukan Secara Kekerasan/Tidak Damai)
Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan karena peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari proses masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, disinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan.
2. Akulturasi
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendir.Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
a. Sinkretisme
Sinkretisme artinya unsur-unsur kebudayaan yang lama masih berfungsi bercampur dengan unsur-unsur kebudayaan baru akan membentuk sistem kebudayaan baru. Hal ini sering terjadi dalam sistem keagamaan. Contoh: orang Jawa (petani) masih memperlihatkan perpaduan antara Hindu dan Islam, yaitu ketika akan menanam padi, petaani melakukan upacara ritual untuk menghormati dewi Sri.
b. Substitusi
Substitusi artinya kebudayaan lama digantikan dengan unsur baru yang lebih memberikan manfaat untuk kepentingan hidup masyarakat. Contoh: sistem komunikasi tradisional melalui kentongan diganti dengan telepo, radio, atau pengeras suara.
c. Originasi
Originasi artinya masuknya unsur kebudayaan baru yang sebelumnya tidak dikenal sehingga menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat, misalnya proyek listrik masuk desa menimbulkan perubahan besar di daerah pedesaan. Dengan adanya listrik masuk desa mengubah perilaku masyarakat desa, masuk pula media elektronik yang banyak memberikan berbagai informasi kepada masyarakat. Lambat laun masuknya berbagai informasi tersebut mengubah pola pikiran masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.
d. Adisi
Adisi artinya unsur-unsur kebudayaan lama yang masih berfungsi ditambah dengan unsur-unsur baru sehingga memberikan nilai lebih. Contoh: disamping menggunakan kendaraan bermotor, masyarakat Lombok masih menggunakan sarana transportasi tradisional, seperti cidomo (cikar, dokar, dan motor), yaitu cikar yang ditarik kuda, tetapi meggunakan roda mobil.
e. Dekulturasi
Dekulturasi adalah unsur kebudayaan lama hilang diganti oleh unsur yang baru, misalnya mesin penggiling padi menggantikan penggunaan lesung dan alu.
f. Rejeksi atau Penolakan
Proses rejeksi atau penolakan ini muncul akibat proses perubahan sosial budaya yang sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif bagi sebagian anggota masyarakat. Penolakan ini disebabkan oleh sebagian anggota masyarakat tidak siap menerima perubahan, misalnya masih adanya sebagian masyarakat yang lebih percaya kepada dukun daripada dokter.
g. Penetrasi
Penetrasi artinya unsur kebudayaan asing yang memengaruhi kebudayaan setempat yang terjadi begitu intensif sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan besar pada kebudayaan setempat.
3. Asimilasi
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan llatar belakang kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru.
Faktor-Faktor Pendorong Asimilasi
Adapun faktor-faktor pendorong asimilasi antara lain sebagai berikut.
- Toleransi antar kelompok yang memiliki perbedaan kebudayaan.
- Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
- Adanya sikap yang saing menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
- Memiliki sikap yang terbuka terhadap golongan yang sedang berkuasa dalam masyarakat.
- Adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
- Terjadinya perkawinan antar kelompok dengan berbeda budaya.
- Memiliki musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Sementara itu, tardapat faktor-faktor umum yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut.
- Kelompok yang terisolasi atau terasing, biasanya minoritas.
- Kurangnya oengetahuan mengenai kebudayaan baru yang akan dihadapi.
- Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
- Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebih seperti ini mengakibatkan kelompok kebudayaan yang satu tidak mau mengakui keberadaan kelompok lain.
- Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, misalnya tinggi badan, warna kulit, atau rambut.
- Memiliki perasaan yang kuat bahwa individu terikat dengan kebudayaan kelompok masing-masing.
- Golongan minoritas mengalami gangguan terhadap kelompok penguasa, seperti pembantaian suku minoritas di bekas negar Yugoslavia dan Rwanda.
Itulah tadi materi yang bisa saya sampaikan tentang Hubungan Antar Budaya semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
0 comments:
Post a Comment